Makalah Biologi Kelas X semester 1
Bab
"VIRUS"
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Virus menginfeksi beragam populasi dengan menggunakan
molekul permukaan sel sebagai reseptor untuk masuk ke dalam sel.Setelah masuk
ke dalam sel, virus dapat menyebabkan cedera jaringan dan penyakit dengan berbagai
macam mekanisme
Pada unit ini Anda akan mempelajari tentang virus. Apakah
sebenarnya yang di maksud dengan virus? Berapa ukuran virus? Bagaimana
perkembangan virus? Apakah semua virus membahayakan? Adakah manfaatnya bagi
kehidupan manusia?
B. Rumusan Masalah
A.
Pengertian
Virus dan awal penemuannya
B.
Ciri umum
Virus
C.
Jenis-Jenis
Virus
D.
Perkembangbiakan
Virus
Bab II
“VIRUS”
A.Pengertian
Virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik
yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di
dalam material hidup dengan menginvasi dan mengendalikan sel makhluk hidup
karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel
eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal),
sementara istilah bakteriofage atau fage digunakan untuk jenis yang menyerang
jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi
tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri
atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus
menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein
yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai
makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara
bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan
penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influensa dan HIV), hewan
(misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).
Virus merupakan organisme subselular yang
karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop
elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri. Karena itu pula, virus tidak
dapat disaring dengan penyaring bakteri.
Partikel virus mengandung
DNA atau RNA yang dapat berbentuk untai tunggal atau ganda. Bahan genetik
kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan
kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal. Bahan genetik tersebut diselubungi
lapisan protein yang disebut kapsid. Kapsid bisa berbentuk bulat (sferik) atau
heliks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus.
Untuk virus berbentuk
heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid) terikat langsung
dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid
terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3
mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut
nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid
yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus
melekat pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam
pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.
Kapsid virus sferik
menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan
asam nukleat seperti virus heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20
nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun
dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk
membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t
protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240
protein untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian
jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein
kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel.
Partikel lengkap virus
disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan
komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian
sel inang.
Sejarah
penemuan virus merupakan serangkaian proses yang panjang. Jadi tidak sama seperti konsep penemuan lainnya,
berbicara soal virus. kita harus memasukkan sejumlah nama tokoh yang
memang berjasa dalam proses penemuan virus itu sendiri. Siapa saja? Yang berada
di ururtan pertama adalah tokoh bernama Adolf Meyer yang berkebangsaan Jerman.
Di tahun 1883, ia tertarik untuk menyelidiki lebih lanjut fenomena yang terjadi
pada daun tembakau. Ia mengamati pada daun tersebut terdapat bintik-bintik
berwarna kuning. Saat itu, Adolf Meyer menyimpulkan bahwa penyebab gejala pada
daun tembakau tersebut adalah organisme yang ukurannya jaug lebih kecil lagi
dari bakteri.
Adolf meyer
Berlanjut
pada tahun berikutnya, tepatnya 1892, seorang tokoh bernama Dimitri Ivanowsky
yang berasal dari Rusia secara serius mengamati getah pada daun tembakau. Ia
mendapati fakta bahwa getah tersebut, meski telah disaring, masih bisa menjadi
penyebab penyakit yang di kemudian hari dikenal dengan nama Mosaik. Dimitri
kemudian menyimpulkan dua kemungkinan. Pertama, bakteri yang diduganya menjadi penyebab penyakit pada tembakau memproduksi
toksin dalam ukuran yang sangat kecil sehingga tidak bisa terfilter saringan.
Kemungkinan kedua adalah adanya organisme selain bakteri dalam ukuran yang
sangat kecil. Kemungkinan pertama tadi kemudian tereliminasi berdasarkan hasil
penelitian lanjutan seorang tokoh bernama Martinus Beijerinck. Ia menemukan
fakta bahwa getah daun tembakau tadi tidak kehilangan kemampuannya menyebar
penyakit setelah ia disaring. Martinus kemudian menyimpulkan bahwa patogen
mosaic pada tembakau bukanlah disebabkan oleh bakteri melainkan suatu faktor
yang saat itu ia namai Cotagium Vivum Fludium, yakni cairan yang berpotensi
membawa penyakit.
Dimitri ivanowsky
Sejarah penemuan virus kemudian berlanjut pada fenomena lainnya, yakni pada tahun 1898, tokoh bernama Forsch dan Loeffler menemukan penyakit pada sapi yang mereka yakini tidak disebabkan oleh organisme yang bisa menembus fikter yang mampu menyaring bakteri. Kedua tokoh tersebut belum mengetahui bahwa penyebabnya adalah virus. Baru pada tahun 1935, Wendell Meredith Stanley yang berasal dari Amerika Serikat berhasil menemukan partikel yang menjadi penyebab penyakit mosaic pda tanaman tembakau. Wendell kemudian mengkristalkan organisme mikroskopik tersebut yang ia namai Virus Mosaik Tembakau.
Partikel yang ditemukan Wendell tersebut merupakan virus pertama yang ditemukan di dunia. Jadi, meseki keberadaan virus ini telah diketahui jauh sebelum Wendell, namun bisa dikatakan penemu virus yang pertama kali tetaplah Wendell. Selain menandai sejarah penemuan virus, si penyebab penyakit mozaik tersebut juga dikenal sebagai virus yang berhasil divisualisasikan untuk pertama kalinya dengan menggunakan mikroskop elektron.
B .Ciri umum Virus
1. Virus hanya dapat hidup pada sel hidup
atau bersifat parasit intraselluler obligat, misalnya dikembangbiakan di dalam
embrio ayam yang masih hidup.
2. Virus memiliki ukuran yang paling kecil
dibandingkan kelompok taksonomi lainnya. Ukuran virus yang paling kecil
memiliki ukuran diameter 20 nm dengan jumlah gen 4, lebih kecil dari ribosom
dan yang paling besar memiliki beberapa ratus gen, virus yang paling besar
dengan diameter 80 nm (Virus Ebola) juga tidak dapat dilihat dengan mikroskop
cahaya sehingga untuk pengamatan virus di gunakan mikroskop elektron.
3. Nama virus tergantung dari asam nukleat
yang menyusun genomnya (materi atau partikel genetik) sehingga terdapat virus
DNA dan juga virus RNA.
4. Virus tidak memiliki enzim metabolism dan
tidak memiliki ribosom ataupun perangkat/organel sel lainnya, namun beberapa
virus memiliki enzim untuk proses replikasi dan transkripsi dengan melakukan
kombinasi dengan enzim sel inang, misalnya Virus Herpes.
5. Setiap tipe virus hanya dapat menginfeksi
beberapa jenis inang tertentu. Jenis inang yang dapat diinfeksi oleh virus ini
disebut kisaran inang, yang penentuannya tergantung pada evolusi pengenalan
yang dilakukan virus tersebut dengan menggunakan kesesuaian " lock and key
atau lubang dan kunci " antara protein di bagian luar virus dengan molekul
reseptor (penerima) spesifik pada permukaan sel inang. Beberapa virus memiliki
kisaran inang yang cukup luas sehingga dapat menginfeksi dan menjadi parasit
pada beberapa spesies. Misalnya, virus flu burung dapat juga menginfeksi babi,
unggas ayam dan juga manusia, virus rabies dapat menginfeksi mammalia termasuk
rakun, sigung, anjing dan monyet.
6. Virus tidak dikategorikan sel karena hanya
berisi partikel penginfeksi yang terdiri dari asam nukleat yang terbungkus di
dalam lapisan pelindung, pada beberapa kasus asam nukleatnya terdapat di dalam
selubung membran. Penemuan yang dilakukan oleh Stanley Miller, bahwa beberapa
virus dapat dikristalkan sehingga virus bukanlah sel hidup, sebab sel yang
paling sederhana pun tidak dapat beragregasi menjadi kristal. Akan tetapi,
virus memiliki DNA atau RNA sehingga virus dapat juga tetapi, virus memiliki
DNA atau RNA sehingga virus dapat juga dikategorikan organisme hidup.
7. Genom virus lebih beragam dari genom
konvensional (DNA untai tunggal atau single heliks) yang dimiliki oleh
organisme lainnya, genom virus mungkin terdiri dari DNA untai ganda, RNA untai
ganda, DNA untai tunggal ataupun dapat juga RNA untai tunggal, tergantung dari
tipe virusnya.
Struktur Anatomi Virus
Tubuh virus terdiri atas: kepala, kulit (selubang atau kapsid),
isi tubuh, dan serabut ekor.
1. Kepala
Kepala virus berisi DNA dan bagian luarnya diselubungi kapsid.
2. Kapsid
Kapsid adalah selubang yang berupa protein. Kapsid terdiri atas
bagian-bagian yang disebut kapsomer. Kapsomer adalah subunit-subunit protein dengan jumlah jenis
protein yang biasanya sedikit, kapsomer akan bergabung membentuk kapsid,
misalnya virus mozaik tembakau yang memiliki kapsid heliks (batang) yang kaku
dan tersusun dari seribu kapsomer, namun dari satu jenis protein saja. Kapsid
pada TMV(Tobacco Mozaik Virus) dapat terdiri atas satu rantai pelipeptida yang
tersusun atas 2.100 kapsomer. Kapsid juga terdiri atas protein monomer
protein-protein monomer yang identik, yang masing-masing terdiri dari rantai
peptida.
Kapsid merupakan lapisan pembungkus DNA atau RNA, kapsid dapat
berbentuk heliks (batang), misalnya pada virus mozaik, ada yang berbentuk
polihedral pada virus adenovirus, ataupun bentuk yang lebih kompleks lainnya.
Kapsid yang paling kompleks ditemukan pada virus Bbakteriofaga (faga). Faga
yang pertama kali dipelajari mencakup tujuh faga yang menginfeksi bakteri
Escherichia coli, ketujuh faga ini diberi nama tipe 1 (T1), tipe 2 (T2), tipe 3
(T3) dan seterusnya sesuai dengan urutan ditemukannya.
3. Isi tubuh
Isi tubuh yang sering disebut virion. Adalah bahan genetik yakni
asam nukleat (DNA atau RNA), contoh adalah sebagai berikut.
a. Virus yang isi
tubuhnya RNA dan bentuknya menyerupai kubus antara lain, polyomyelitis, virus radang
mulut dan kuku, dan virus influenza.
b. Virus yang isi
tubuhnya RNA, protein, lipida, dan polisakarida, contohnya paramixovirus.
c. Virus yang isi
tubuhnya terdiri atas RNA, protein, dan banyak lipida, contohnya virus cacar.
Tubuh virus tersusun atas senyawa-senyawa berikut:
1) Asam nukleat, asam
deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) sebagai bagian inti. Asam
nukleat pada virus diselubangi kapsid sehingga disebut nukleokapsid. Ada dua
macam nukleokapsid yaitu:
a) Nukleokapsid telanjang, misalnya pada TMV, adenovirus dan
warzervirus (virus kulit).
b) Nukleokapsid yang masih diselubangi membran
pembungkus misalnya viorus influenza dan virus hespes.
2) Protein, merupakan
komponen utama yang menyusun bagian terbesar dari kapsid.
3) Lipid, terdapat pada
virus dalam bentuk fosfolipid, gikolipid, asam nukleat, kolesterol dan
lemak-lemak alami.
4) Karbohidrat,
terdapat dalam bentuk ribose atau deoksirebose dalam asam nukleat.
4. Ekor
Ekor virus merupakan alat penancap ketubuh organisme yang
diserangnya. Ekor virus terdiri atas tubus bersumbat yang di lengkapi benang /
serabut
.
C. Berikut uraian Beberapa Klasifikasi Virus
Berdasarkan Asam
Nukleatnya Virus dibedakan menjadi:
1.Virus DNA, contohnya:
Poxvirus, Hepesviruses, Adenoviruses, Papovaviruses, Parvoviruses
2.Virus RNA, contohnya:
Orthomyxoviruses, Paramyxoviruses, Rhabdoviruses, Picornaviruses, Togaviruses,
Reoviruses, Retroviruses
Berdasarkan Bentuk Dasarnya, Virus dibedakan menjadi:
1.Virus bentuk
Ikosahedral. Bentuk tata ruang yang dibatasi oleh 20 segitiga sama sisi, dengan
sumbu rotasi ganda, contohnya virus polio dan adenovirus.
2.Virus bentuk Heliks.
Menyerupai batang panjang, nukleokapsid merupakan suatu struktur yang tidak
kaku dalam selaput pembungkus lipoprotein yang berumbai dan berbentuk heliks,
memiliki satu sumbu rotasi. Pada bagian atas terlihat RNA virus dengan
kapsomer, misalnya virus influenza, TMV.
3.Virus bentuk Kompleks.
Struktur yang amat kompleks dan pada umumnya lebih lengkap dibanding dengan
virus lainnya. Contoh virus pox (virus cacar) yang mempunyai selubung yang
menyelubungi asam nukelat.
Berdasarkan jumlah
kapsomernya, virus dibedakan menjadi:
1.Virus dengan 252
kapsomer, contoh adenovirus
2.Virus dengan 162
kapsomer, contoh herpesvirus
3.Virus dengan 72
kapsomer, contoh papovavirus
4.Virus dengan 60
kapsomer, contoh picornavirus
5.Virus dengan 32
kapsomer, contoh parvovirus
Berdasarkan sel Inangnya, virus dibedakan menjadi:
1.Virus yang menyerang
manusia, contoh HIV
2.Virus yang menyerang
hewan, contoh rabies
3.Virus yang menyerang
tumbuhan, contoh TMV
4.Virus yang menyerang
bakteri, contoh virus T
Berdasarkan Tempat Hidupnya
a. Virus bakteri
(bakteriofage)
Bakteriofage adalah virus
yang menggandakan dirinya sendiri dengan menyerbu bakteri. Dibandingkan dengan
kebanyakan virus, ia sangat kompleks dan mempunyai beberapa bagian berbeda yang
diatur secara cermat. Semua virus memiliki asam nukleat, pembawa gen yang
diperlukan untuk menghimpun salinan-salinan virus di dalam sel hidup.
Virus bakteriofage
mula-mula ditemukan oleh ilmuwan Prancis, D'Herelle.
Bentuk luar terdiri atas
kepala yang berbentuk heksagonal, leher, dan ekor. Bagian dalam kepala
mengandung dua pilinan DNA. Bagian leher berfungsi menghubungkan bagian kepala
dan ekor. Bagian ekor berfungsi untuk memasukkan DNA virus ke dalam sel
inangnya.
b. Virus tumbuhan
Virus TMV(Tobaco mosaic Virus) |
Virus yang parasit pada sel
tumbuhan. Contoh virus yang parasit pada tumbuhan: Tobacco Mozaic Virus (TMV)
dan Beet Yellow Virus (BYV).
c. Virus hewan
Virus yang parasit pada sel hewan. Contoh
virus hewan: virus Poliomylitis, virus Vaccina, dan virus Influenza
Berdasarkan Punya
Tidaknya Selubung Virus :
a. Virus yang memiliki selubung atau sampul
(enveloped virus)
Virus ini memiliki nukleokapsid yang
dibungkus oleh membran.Membran terdiri dari dua lipid dan protein, (biasanya
glikoprotein).Membran ini berfungsi sebagai struktur yang pertama tama
berinteraksi.
Contoh: Herpesvirus, Corronavirus, dan
Orthomuxovirus.
b. Virus yang tidak memiliki selubung
Hanya memiliki capsid (protein) dan asam
nukleat (naked virus).
Contoh: Reovirus, Papovirus, dan Adenovirus.
Salah satu sifat virus yang hampir-hampir
membuatnya dianggap sebagai makhluk hidup adalah kemampuannya dalam
memperbanyak diri (reproduksi). Virus akan memperbanyak diri dalam sel atau
jaringan yang masih hidup. Virus tidak dapat memperbanyak diri dalam sel yang
sudah mati, mengapa demikian?
Virus memperbanyak diri dengan cara
menyuntikkan materi genetik (DNA atau RNA) ke dalam sel target, materi genatik
virus itu akan diterjemahkan oleh sel target untuk menghasilkan bagian-bagian
tubuh virus baru. Proses penerjemahan materi genetik hanya dapat dilakukan oleh
sel-sel yang masih hidup, sedangkan sel mati tidak mampu melakukan proses
tersebut.
Virus-virus yang bereproduksi dalam sel akan
menyebabkan sel tersebut lisis (pecah) karena aktivitas virus baru yang telah
terbentuk. Virus-virus yang memperbanyak diri juga menyebabkan timbulnya
beragam penyakit dalam tubuh tumbuhan, hewan, dan manusia.
Terdapat dua macam cara reproduksi virus pada sel inang, yaitu melalui siklus litik dan lisogenik. Melalui siklus litik, virus akan memperbanyak diri dalam sel inang dan menyebabkan sel tersebut lisis. Sedangkan melalui siklus lisogenik, materi genetik virus akan menyatu dengan materi genetik sel inang sehingga ketika sel inang membelah materi genetik virus akan ikut mengganda juga. Rreproduksi virus secara litik dan lisogenik akan dijelaskan di bawah ini.
Terdapat dua macam cara reproduksi virus pada sel inang, yaitu melalui siklus litik dan lisogenik. Melalui siklus litik, virus akan memperbanyak diri dalam sel inang dan menyebabkan sel tersebut lisis. Sedangkan melalui siklus lisogenik, materi genetik virus akan menyatu dengan materi genetik sel inang sehingga ketika sel inang membelah materi genetik virus akan ikut mengganda juga. Rreproduksi virus secara litik dan lisogenik akan dijelaskan di bawah ini.
Penjelasan berikut adalah reproduksi yang
terjadi pada bakteriofag, yaitu virus yang menyerang bakteri dan memperbanyak
diri di dalam sel bakteri.
Siklus litik
Disebut siklus litik karena pada fase akhir
dari siklus ini terjadi peristiwa lisisnya dinding sel bakteri akibat
terbentuknya banyak virus baru di dalam sel bakteri. Reproduksi virus dengan
daur litik akan dijelaskan dalam beberapa fase sebagai berikut.
·
Virus
menempel pada bakteri (fase adsorbsi). Virus akan menempel pada reseptor
khusus pada sel inang denggan mengunakan serat ekornya.
·
Virus
memasukkan DNA ke dalam sel bakteri (fase penetrasi). Virus akan
mengeluarkan enzim tertentu yang berfungsi melarutkan dinding sel bakteri
sehingga terbentuk lubang. Dari lubang inilah virus akan memasukkan DNA-nya ke
dalam sel bakteri.
·
DNA
virus akan mengontrol metabolisme bakteri untuk menghasilkan bagian-bagian
virus baru (fase sintesis). Bagian-bagian yang teah dibentuk antara lain
DNA, kapsid, ekor, dan serat ekor
·
Bagian-bagian
tersebut akan disatukan untuk menghasilkan virus baru yang utuh (fase
perakitan/pematangan). Setelah disatukan akan terbentuk virus baru yang
siap keluar dari dalam sel.
·
Ratusan
bahkan ribuan virus baru yang terbentuk akan mengeluarkan enzim pencerna untuk
menghancurkan dinding sel bakteri (fase lisis). Dinding sel bakteri akan
pecah dan virus-virus tersebut akan keluar dan siap menginfeksi bakteri lain
yang berada di dekatnya.
Siklus lisogenik
Disebut siklus lisogenik karena terjadi
proses penyatuan DNA virus dengan DNA bakteri, penyatuan DNA tersebut disebut
dengan istilah lisogeni. Dalam siklus lisogenik, bakteri tidak mengalami
peristiwa litik karena virus tidak langsung memproduksi tubuh-tubuh virus baru.
Virus memasukkan DNA ke dalam sel bakteri, DNA tersebut kemudian akan menyatu
dengan DNA bakteri. Apabila bakteri membelah diri, maka DNA virus akan membelah
pula sehingga mengalami penggandaan. Proses reproduksi virus melalui siklus
lisogenik adalah sebagai berikut.
·
Virus
menempel pada bakteri (fase absorbsi).
·
Virus
memasukkan DNA ke dalam sel bakteri (fase penetrasi).
·
DNA
virus akan menyatu dengan DNA bakteri (fase penyisipan). DNA virus yang
menyatu namun tidak aktif ini disebut dengan istilah profage.
·
Ketika
bakteri menggandakan diri, profage akan ikut tergandakan juga sehingga
bakteri-bakteri anak juga mengandung profage tersebut (fase penggandaan).
·
Jika
keadaan lingkungan mendukung, profage akan memisahkan diri dari DNA bakteri
untuk melakukan sintesis bagian virus baru (fase pemisahan).
·
Virus
akan memasuki siklus litik.
Siklus litik virus biasanya akan langsung
mematikan sel, sedangkan siklus lisogenik tidak mematikan sel. Virus-virus yang
bereproduksi secara litik disebut virus virulen, sedangkan yang melewati siklus
lisogenik disebut virus temperat.
BAB III
KESIMPULAN
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik
yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di
dalam material hidup dengan menginvasi dan mengendalikan sel makhluk hidup
karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri.
Virus merupakan organisme subselular yang
karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop
elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri. Karena itu pula, virus tidak
dapat disaring dengan penyaring bakteri.
Bakteriofage adalah virus yang menggandakan dirinya sendiri
dengan menyerbu bakteri. Dibandingkan dengan kebanyakan virus, ia sangat
kompleks dan mempunyai beberapa bagian berbeda yang diatur secara cermat. Semua
virus memiliki asam nukleat, pembawa gen yang diperlukan untuk menghimpun
salinan-salinan virus di dalam sel hidup.
Terdapat dua macam cara
reproduksi virus pada sel inang, yaitu melalui siklus litik dan lisogenik.
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai
materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Kumpulan artikel | Manfaat gingseng | Golongan Obat | Tanaman Obat | Vitamin ibu hamil
BalasHapusVirus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan mengendalikan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri.